Anda mungkin mengenal Kukang sebagai homogen primata biasa yang bentuknya lucu dan imut. Kukang yang merupakan hewan nocturnal atau aktif di malam hari ini ternyata menyimpan segudang misteri. Misteri perihal Kukang diantaranya keyakinan mengenai khasiat tulang Kukang , khasiat menyantap daging Kukang dan lain sebagainya. Dimana kepercayaan yang berkembang di masyarakat antara satu dan lainnya ada yang berbeda dan ada pula yang sama mengenai hewan yang seakan-akan kera sekaligus panda ini.
Peta persebaran Kukang hanya ada di tiga pulau saja, yaitu Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Nah, dimasing-masing daerah, Kukang membawa mitos tersendiri yang dipercaya turun temurun. Intinya yakni hewan ini mempunyai kekuatan dalam hal hubungannya dengan alam Gaib. Kepercayaan perihal Kukang di Sumatera misalnya, dipercaya hewan ini dapat menjadi media bagi guna-guna atau tenung dan sejenisnya. Dalam artian menjadi media untuk menyakiti, melukai atau bahkan membunuh orang lain.
Disisi lain khasiat tulang Kukang juga dipakai untuk menangkal kekuatan mistik yang jahat. Selain dapat dipakai untuk niat buruk, sebaliknya tulang kukang juga dipakai untuk melindungi diri dari niat jelek orang lain yang mencelakai kita. Di Kalimantan, orang memakai tulang Kukang untuk menenung atau mencelakai orang secara Gaib. Walaupun dikala ini mungkin sudah tidak banyak dipraktekkan namun mitos-mitos tersebut masih menjadi penggalan dari dongeng masyarakat.
Tulang Kukang untuk guna-guna juga dipraktekan contohnya untuk menjatuhkan competitor bisnis. Tulang kukang yang digesekkan ke tanah akan menciptakan rejeki pesaing bisnis atau orang yang dituju menjadi kering atau bangkrut. Tulang kukang dipercaya menimbulkan hawa panas. Karenanya menyimpan tulang kukang dapat menjadikan perceraian atau hubungan yang tidak baik antar suami-istri. Karena itu beberapa kelompok masyarakat menjauhi tulang kukang alasannya yakni mengakibatkan hal-hal yang tidak baik.
Di Jawa Barat, orang-orang Sunda Kolot masih mempercayai jika darah kukang yang menetes atau membasahi suatu wilayah akan menimbulkan bencana, contohnya tanah longsor. Hal ini dapat jadi berkaitan dengan kerusakan habitat Kukang dan perburuan Kukang. Kukang yang biasanya hidup liar di hutan dan gunung-gunung ketika habitatnya dirusak dan ia diburu akan menjadikan tragedi alam, salah satunya yakni tanah longsor. Karena itu kepercayaan ini mungkin juga dimaksudkan untuk melindungi alam.
Selain khasiat tulang Kukang, ada juga masyarakat yang meyakini bahwa mengkonsumsi daging Kukang akan meningkatkan stamina dan kejantanan. Namun demikian, memelihara apalagi mengkonsumsi hewan ini sama sekali tidak dianjurkan. Dari sisi agama, guna-guna, sihir dan sejenisnya juga dilarang. Apalagi Kukang dikala ini termasuk hewan yang dilindungi. Memelihara dan menyimpan kukang baik hidup maupun mati melanggar UU No. 5 Tahun 1990 dan diancam denda sampai 100 juta rupiah atau kurungan minimal 3 tahun.
Peta persebaran Kukang hanya ada di tiga pulau saja, yaitu Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Nah, dimasing-masing daerah, Kukang membawa mitos tersendiri yang dipercaya turun temurun. Intinya yakni hewan ini mempunyai kekuatan dalam hal hubungannya dengan alam Gaib. Kepercayaan perihal Kukang di Sumatera misalnya, dipercaya hewan ini dapat menjadi media bagi guna-guna atau tenung dan sejenisnya. Dalam artian menjadi media untuk menyakiti, melukai atau bahkan membunuh orang lain.
Disisi lain khasiat tulang Kukang juga dipakai untuk menangkal kekuatan mistik yang jahat. Selain dapat dipakai untuk niat buruk, sebaliknya tulang kukang juga dipakai untuk melindungi diri dari niat jelek orang lain yang mencelakai kita. Di Kalimantan, orang memakai tulang Kukang untuk menenung atau mencelakai orang secara Gaib. Walaupun dikala ini mungkin sudah tidak banyak dipraktekkan namun mitos-mitos tersebut masih menjadi penggalan dari dongeng masyarakat.
Tulang Kukang untuk guna-guna juga dipraktekan contohnya untuk menjatuhkan competitor bisnis. Tulang kukang yang digesekkan ke tanah akan menciptakan rejeki pesaing bisnis atau orang yang dituju menjadi kering atau bangkrut. Tulang kukang dipercaya menimbulkan hawa panas. Karenanya menyimpan tulang kukang dapat menjadikan perceraian atau hubungan yang tidak baik antar suami-istri. Karena itu beberapa kelompok masyarakat menjauhi tulang kukang alasannya yakni mengakibatkan hal-hal yang tidak baik.
Di Jawa Barat, orang-orang Sunda Kolot masih mempercayai jika darah kukang yang menetes atau membasahi suatu wilayah akan menimbulkan bencana, contohnya tanah longsor. Hal ini dapat jadi berkaitan dengan kerusakan habitat Kukang dan perburuan Kukang. Kukang yang biasanya hidup liar di hutan dan gunung-gunung ketika habitatnya dirusak dan ia diburu akan menjadikan tragedi alam, salah satunya yakni tanah longsor. Karena itu kepercayaan ini mungkin juga dimaksudkan untuk melindungi alam.
Selain khasiat tulang Kukang, ada juga masyarakat yang meyakini bahwa mengkonsumsi daging Kukang akan meningkatkan stamina dan kejantanan. Namun demikian, memelihara apalagi mengkonsumsi hewan ini sama sekali tidak dianjurkan. Dari sisi agama, guna-guna, sihir dan sejenisnya juga dilarang. Apalagi Kukang dikala ini termasuk hewan yang dilindungi. Memelihara dan menyimpan kukang baik hidup maupun mati melanggar UU No. 5 Tahun 1990 dan diancam denda sampai 100 juta rupiah atau kurungan minimal 3 tahun.