4 Pola Cara Berpikir Sinkronis Dalam Sejarah

Cara berpikir sinkronis dalam sejarah berarti berpikir yang meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Cara berpikir ini menganalisa suatu kejadian di satu atau beberapa tempat dalam satu waktu. Cara berpikir sinkronis penting dalam sejarah alasannya yakni berfungsi untuk menganalisis keadaan suatu tempat pada waktu tertentu. Sifatnya horizontal dan menganalisis insiden sezaman. Berikut yakni beberapa teladan cara berpikir sinkronis dalam sejarah. Langsung saja kita simak yang pertama:

Baca juga: 5 Contoh Sejarah Bersifat Diakronik

Cara berpikir sinkronis dalam sejarah berarti berpikir yang meluas dalam ruang tetapi terb 4 Contoh Cara Berpikir Sinkronis dalam Sejarahekonomi di Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Terjadi kerusuhan dimana-mana. Bahkan hingga presiden Soeharto mengundurkan diri. Terdapat banyak hutang perusahaan dan negara yang jatuh tempo pada tahun 1998 yang menciptakan banyak perusahaan gulung tikar. Akibatnya angka pengangguran meningkat pesat. Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat hingga Rp 15.000 per Dolar Amerika Serikat menciptakan harga-harga barang meningkat pesat. Akibatnya inflasi semakin tidak terkendali. Pendapatan per kapita Indonesia juga menurun drastis dari 1.155 US$/kapita pada tahun 1996 menjadi 610 US$/kapita pada tahun 1998.

3. Suasana pada ketika bencana G30S/PKI

Baca juga: Contoh Kliping Sejarah

Tragedi G30S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada ketika itu, terjadi penculikan dan pembunuhan 7 jendral tentara dan beberapa orang lainnya. Soeharto pada ketika itu diperintah untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno. Soekarno berhasil menuju Istana Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukan yang ia pimpin berhasil mengambil kontrol semua kemudahan yang sebelumnya direbut oleh pelaku G30S/PKI.

4. Pembangunan pada masa Orde Baru

Orde Baru yakni masa pemerintahan presiden Soeharto. Pembangunan di Indonesia pada masa Orde Baru sangat pesat. Namun angka korupsi juga meningkat. Soeharto menciptakan kegiatan pembangunan jangka pendek yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Repelita I berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3% menjadi 6,7% per tahun, meningkatkan pendapatan per kapita, dan menurunkan laju inflasi. Bahkan pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras, padahal pada tahun 1970-an Indonesia yakni negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun pada masa ini terjadi kesenjangan pembangunan antara sentra dan daerah.


Referensi:

  1. Berpikir Sejarah Secara Sinkronik ( /search?q=5-contoh-sejarah-bersifat-diakronik)
  2. BERFIKIR SEJARAH ( /search?q=5-contoh-sejarah-bersifat-diakronik)
  3. Pengertian Kronologis (Diakronis), Sinkronik, Ruang Dan Waktu ( /search?q=5-contoh-sejarah-bersifat-diakronik)
  4. Suasana Proklamasi 58 Tahun Lalu ( /search?q=5-contoh-sejarah-bersifat-diakronik)
  5. KRISIS EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1997-1998 ( /search?q=5-contoh-sejarah-bersifat-diakronik)
  6. Senin, 21 Desember 1998 LAPORAN AKHIR TAHUN BIDANG EKONOMI Krisis Ekonomi 1998, Tragedi tak Terlupakan (http://www.seasite.niu.edu/indonesian/reformasi/krisis_ekonomi.htm)
  7. Gerakan 30 September (https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September)
  8. Sejarah Peristiwa G30S/PKI (http://www.portalsejarah.com/sejarah-peristiwa-g30spki.html)
  9. Orde Baru (https://id.wikipedia.org/wiki/Orde_Baru)


Anda sanggup request artikel perihal apa saja, kirimkan request Anda ke atau pribadi saja lewat kolom komentar :)

LihatTutupKomentar