(2) Pembagian Kalimah/Kata dalam Bahasa arab
Semua bahasa insan tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
- Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م - س - ج - د - Susunan huruf yang mempunyai arti tertentu yang disebut "kata".
Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)
- Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut "kalimat". Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)
Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:
- ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
- FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)
- HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)
Penggunaan istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah digunakan untuk sekadar mendekatkan pengertian.
A. Isim
Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau sesuatu. Di bawah ini beberapa referensi Isim 'Alam (nama), bacalah dengan bunyi nyaring dan terperinci satu persatu:
مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس - نُوْح - إِبْرَاهِيْم - إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف - مُوْسَى - سُلَيْمَان - يُوْنُس - عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة - عُمَر - عُثْمَان - جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن - قَارُوْن - إِبْلِيْس - عِفْرِيْت - مَكَّة - مَدِيْنَة
Isim ialah setiap kata yang merujuk ke orang/manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna lainnya yang tidak terkait dengan waktu. Ringkasnya, semua kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan "huruf" maka ia ialah isim.
Ciri-ciri isim
- Tanwin, artinya setiap kata yang mempunyai atau memungkinkan untuk di-tanwin (harakat akhirnya) maka ia ialah isim. Contoh: رجلٌ (rajulun = seorang laki-laki).
- Adanya alif-lam, contoh: الكتاب (al-kitabu = buku).
- Terletak sesudah huruf nida' (untuk memanggil). Contoh: يا محمد (wahai/ya Muhammad). Setiap kata yang terletak sesudah يا (wahai) maka ia ialah isim. Dalam Bahasa Indonesia pun demikian, setiap kata yang muncul sesudah 'wahai' biasanya ialah kata benda (nama orang misalnya). Dan kata benda termasuk bab dari isim.
- Majrur, yang di antara tandanya ialah harakat kasrah. Majrur merupakan salah satu kekhususan yang dimiliki oleh isim. Majrur-nya isim sanggup alasannya ialah didahului oleh huruf jar, atau alasannya ialah merupakan bentuk idhafah.
Contoh: عَلىَ الشجَرَةِ (di atas pohon) merupakan bentuk jar-majrur, عَلىَ ialah huruf jar, sedangkan الشجَرَةِ (asy-syajarati) ialah isim yang alasannya ialah didahului oleh huruf jar sehingga dibaca majrur dengan kasrah.
Untuk bentuk idhafah, contohnya غصْن الشجَرَةِ (ghushnusy-syajarati = ranting pohon). Kata غصْن ialah mudhaf, sedangkan الشجَرَةِ mudhaf ilaih. Perlu diingat, mudhaf ilaih selalu majrur. Jika ada satu kata yang berfungsi sebagai mudhaf ilaih dan kata tersebut sanggup eksklusif dimajrurkan (contoh: الشجَرَةِ yang majrur dengan kasrah) maka ia ialah isim. Mudhaf (dalam hal ini غصْن ) sebetulnya pun ialah isim. Sehingga sanggup kita katakan bahwa bentuk idhafah dalam perkara di atas, baik itu mudhaf maupun mudhaf ilaih, keduanya ialah isim. - Setiap kata yang menjadi pokok pembicaraan. Misalnya, الكِتابُ مُفِيْدٌ (buku itu bermanfaat). Yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat tersebut ialah kata الكِتابُ, sehingga الكِتابُ ialah isim.
B. Fi'il
Fi'il ialah sebuah kata yang berfungsi untuk mengatakan atas terjadinya suatu bencana pada waktu tertentu (kata kerja). Fi'il sanggup diidentifikasi dengan melihat salah satu di antara ciri-ciri berikut.
Ta' Fa'il, yaitu huruf ت yang berkedudukan sebagai "pelaku" pekerjaan. Contoh:
كتبتُ (katabtu = saya telah menulis), huruf ta' di sini maknanya kembali ke dhamir (kata ganti) أنا sebagai fa'il (pelaku).
كتبتَ (katabta = kau telah menulis), huruf ta' maknanya kembali ke dhamir انتَ sebagai pelaku.
Ta' Ta'nits, yaitu huruf ت yang mengatakan jenis muannats/perempuan. Contoh:
كتبتْ (katabat = ia wanita telah menulis). Huruf ta' sukun di akhir, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
تَكتب (taktubu = ia wanita sedang/akan menulis). Huruf ta' di awal, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
Ya' Mukhathabah, yaitu huruf ي yang mengatakan kata ganti orang kedua atau "kamu" atau pihak yang diajak bicara. Contoh:
تكتبيْن (taktubiina = kau wanita sedang menulis)
اُكتبي (uktubii = wahai kau perempuan, tulislah!)
Nun Taukid, yaitu huruf ن yang ditambahkan di simpulan kata untuk mengatakan makna penekanan. Contohnya ليكتبنَّ (liyaktubanna = hendaklah ia benar-benar menulis).
Terdapat ciri lain yang memudahkan kita untuk mengenali suatu kata itu fi'il atau bukan, yaitu apabila kata tersebut didahului oleh قدْ (qad), س dan سوف (saufa). Contoh:
( قدْ قامَتِ الصلاة ) maka kata قامَت ialah fi'il.
( سَيَذهَبُ ) maka kata يَذهَبُ ialah fi'il.
( سَوْف تعْلَمُون ) maka kata تعْلَمُون ialah fi'il.
C. Huruf
Huruf yang termasuk kategori "kalimah" ialah huruf ma'ani. Huruf ma'ani dikategorikan sebagai "kalimah" alasannya ialah huruf tersebut sudah mempunyai arti/makna sebagaimana dikemukakan pada referensi di awal. Hanya saja, maksud/maknanya belum sanggup kita pahami secara utuh kecuali jikalau sudah digandengkan dengan kata lainnya. Dalam bahasa Indonesia, huruf identik dengan kata sambung atau yang sejenisnya.Harfun atau huruf, merupakan komponen penyusun kata. Huruf sanggup dibagi ke dalam dua jenis, yaitu huruf mabani/hija'i dan huruf ma'ani.
Gambar |
Huruf mabani/hija'i ialah huruf-huruf hijaiyah yang sudah kita kenal, mulai dari alif hingga ya'. Huruf-huruf ini tidak mempunyai makna. Baru sanggup kita pahami maknanya jikalau sudah dirangkai dengan huruf lainnya. Huruf Mabani sanggup dibagi lagi menjadi dua jenis.
- Huruf 'illah, yaitu ا (alif), و (wau) dan ي (ya').
- Huruf shahih, selain ketiga huruf di atas.
Sedangkan huruf ma'ani, ialah huruf-huruf yang mempunyai makna. Dalam bahasa indonesia, huruf ma'ani dikategorikan sebagai kata, tidak lagi dinamakan dengan "huruf".
Contoh: وَ (dan), ثمَّ (kemudian), مِنْ (dari).