Hakikat Berperilaku Sesuai Pancasila

Sebagai warga negara Indonesia yang baik sudah sepantasnya jika dalam kehidupan sehari-hari bertutur kata, bersikap dan berperilaku atau berbudi pekerti sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini harus dilakukan karena Pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan ideologi bangsa, dasar negara, pandangan hidup bangsa, serta kepribadian bangsa Indonesia. Jika tiap warga negara mengamalkannya berarti telah membangun budi pekerti yang sesuai dengan nilai Pancasila, maka akan tercipta suasana kehidupan yang religius, damai, harmonis, demokratis dan sejahtera.

Kita semua mengerti bahwa kedudukan Pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila dijadikan sebagai landasan kehidupan seluruh masyarakat Indonesia dalam segala hal, termasuk dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Tutur kata, sikap dan perilaku merupakan salah satu wujud dari budi
pekerti manusia. Tutur kata, sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila merupakan wujud budi pekerti luhur manusia Indonesia yang membedakannya dengan manusia dari negara lainnya. Apabila kita bertutur kata, bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, hal tersebut menunjukkan keluhuran harkat, derajat dan martabat kita sebagai bagian dari sebuah bangsa yang beradab.

1. Makna Bertutur Kata Sesuai dengan Nilai Pancasila
Manusia adalah mahkluk sosial yang perlu berkata-kata, berbincang-bincang, dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mempunyai perasaan yang dapat merasakan senang, marah, sakit dan sebagainya. Untuk itu diperlukan bahasa yang sopan dan santun agar satu sama lain berkomunikasi berjalan lancar dan tidak terjadi kesalahpahaman. Tidak ada manusia yang ingin diperlakukan secara kasar dan tidak patut oleh manusia lain, manusia ingin dihormati, diperlakukan secara baik, santun, dan manusiawi untuk itu diperlukan tutur kata yang baik.

Bertutur kata yang sesuai dengan nilai Pancasila adalah bertutur kata baik yang diwujudkan dengan berkata-kata atau berbincang-bincang tidak kasar atau tidak kotor. Dengan bertutur kata yang baik maka orang lain tidak akan tersinggung, kecewa, marah ataupun sakit hati. Sedangkan ciri dari suatu perkataan itu tidak baik adalah bahwa perkataan itu menjadikan orang lain sakit hati, tersinggung, marah dan kecewa. Contoh tutur kata yang kurang baik antara lain : Kamu malas sekali belajar, sehingga kamu jadi bodoh dan nilai rapornya jelek sekali. Kata-kata tersebut jika diucapkan kepada peserta didik akan menimbulkan sakit hati. Sebaiknya ucapan tersebut bisa di perbaiki seperti ini : Andaikan kamu lebih rajin mungkin nilai rapornya akan lebih baik dari nilai ini.

Tutur kata yang baik merupakan sikap atau adab dalam berbicara yang penuh dengan kesopanan dan mampu menempatkan bahasa yang pantas sesuai dengan situasi dan kondisi maupun siapa yang kita ajak bicara. Indonesia negeri tercinta ini dikenal dengan sikap ramah tamah dan tutur kata yang sopan dikancah dunia internasional yang perlu kita pertahankan. Bertutur kata yang buruk atau seronok bukan keperibadian bangsa Indonesia. Hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, dan bisa menyebabkan rendahnya penilaian orang lain terhadap kita. Oleh karena itu, supaya terhindar dari tutur kata yang buruk, kita harus:
  1. berpikir sebelum berkata atau menyampaikan sesuatu kepada orang lain;
  2. pikirkan akibat dari kata-kata yang akan kita ucapkan;
  3. berbicara seperlunya tanpa harus memperbanyak pembicaraan yang tidak bermanfaat;
  4. sampaikan maksud dengan bahasa yang halus dan tidak berbelit-belit;
  5. tidak meninggikan atau mengeraskan suara ketika berbicara;
  6. menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada lawan bicara;
  7. berusaha membalas perkataan buruk dengan perkataan yang baik dan sopan.
Berikut adalah contoh perbedaan tutur kata yang baik dan tutur kata yang buruk;
NoTutur Kata yang BaikTutur Kata yang Buruk
1
“Permisi, saya mau tanya.
Rumahnya bapak kepala desa ini di mana ya?”
“Hai kamu, tau rumahnya kepala desa di sini tidak?
Masa sih warga desa tidak tahu rumah kepala desanya.”
2
“Boleh pinjam penghapusmu tidak?
Aku lupa membawa penghapus hari ini.”
“Pinjam penghapus dong!!
Peka dikit lah kalo temannya tidak membawa penghapus waktu sekolah.”
3
“Bu, permisi, sekarang ada jamnya Ibu di kelas 9A.”
“Bu, ada jam tuh di kelas saya, jangan lupa dong.”
4
“Ma, boleh minta tolong ambilkan pel?
Susuku tumpah di lantai tadi.
“Maaa, ambilkan pel cepat,
susuku tumpah di lantai. Pel in sekalian ya.”
5
“Kak, boleh minta bantuan tidak? Ajari aku soal yang ini, aku lupa caranya.”
“Kak, kerjain soal ini dong, aku lupa caranya nih.”
6
“Maaf ya, aku tidak sengaja
menumpahkan jus itu di bajumu.
Sekali lagi maaf.”
“Eh, bagaimana sih kamu. Jalan tidak lihat-lihat ya? Pakek numpahin jus di bajuku segala.”
7
“Jika nilaimu masih di bawah 90, itu artinya kau harus belajar lebih lagi untuk mendapatkan target
lebih tinggi juga tentunya.”
“Apa? Kamu dapat nilai 90. Bodoh!! Belajar lagi sana.”
8
“Aku minta maaf, aku yang salah.
Tidak seharusnya aku meninggalkanmu.”
“Kamu yang salah, tidak seharusnya kamu itu meninggalkanku sendirian di sini. Tega.”
9
“Mohon bantuannya ya teman-teman.
Saya juga akan berusaha keras untuk
kelompok kita kedepannya.”
“Teman-teman kerja dong. Aku capek nih, masa harus aku yang kerja sendirian. Jangan males-malesan dong!!”
10
“Boleh saya membantu, kelihatanya kamu sangat capek. Kamu sudah bekerja siang sampai sore.
Terima kasih ya untuk semua itu. Biarkan aku membalas budi baikmu.”
“Sini biar aku bantu.
Kerjamu itu lambat!!
Ngomong-ngomong terima kasih atas kerjamu sedari kemarin.”

2. Makna Bersikap Sesuai dengan Nilai Pancasila
Bersikap sesuai dengan nilai Pancasila sama dengan bersikap positif terhadap Pancasila. Sikap tersebut harus ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara oleh seluruh komponen bangsa baik sebagai rakyat maupun aparat pemerintahan dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam tiap sila Pancasila. Sikap positif itu terutama adalah kesediaan segenap komponen masyarakat untuk aktif mengungkapkan pemahamannya mengenai Pancasila dan menjadikan nilai-nilai Pancasila makin tampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berikut sikap yang sesuai dengan sila-sila Pancasila yang harus ditampilkan oleh setiap komponen bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
No
Sila
Sikap yang Sesuai
1
Ketuhanan Yang
Maha Esa
  • Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
  • Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
  • Tidak memaksakan suaatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
2
Kemanusian Yang Adil dan Beradab
  • Mengakui persamaan derajat. Persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
  • Saling mencintai sesama manusia.
  • Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  • Tidak semena-mena terhadap orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
  • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • Berani membela kebenaran daan keadilan.
  • Bangsa Indoneesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3
Persatuan Indonesia
  • Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  • Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
  • Cinta tanah air dan bangsa.
  • Bangga sebagai bangsa Indonesia dan berTanah Air Indonesia.
  • Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
4
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
  • Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
  • Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  • Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  • Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  • Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah serta memperpertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
  • Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak orang lain.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  • Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  • Suka bekerja keras.
  • Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  • Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Makna Berperilaku Sesuai dengan Nilai Pancasila
Perilaku merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Dengan kata lain, perilaku merupakan perwujudan dari sikap manusia.

Secara umum perilaku manusia itu terbagi menjadi dua, yaitu perilaku yang baik dan perilaku yang buruk. Perilaku yang baik disebut juga perilaku mulia, yaitu perilaku yang mengindahkan berbagai aturan yang berlaku atau sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sedangkan perilaku yang buruk merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Perilaku buruk ini merupakan penyimpangan dari ketentuan yang berlaku dan dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak baik.

Sebagai warga negara Indonesia sudah menjadi keharusan untuk berperilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini berarti nilai-nilai Pancasila yang telah diyakini kebenarannya harus diamalkan atau diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia membuat kesepakatan yang luhur untuk mendirikan Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek penyelenggaraan negara dan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, bagi warga negara. Indonesia mengamalkan Pancasila merupakan suatu keharusan.
LihatTutupKomentar